To be continued
Kamis, 23 Desember 2010
THE TASTE OF PUTRA JUANK'S LIFE
To be continued
Senin, 20 Desember 2010
EMAS
Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu, “Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu.” “Cobalah dulu sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil.” Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas.
Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja, pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan Zun-Nun dan melapor, “Guru, tak seorang pun yang berani menawar lebih dari satu keping perak.” Zun-Nun, sambil tetap tersenyum arif, berkata, “Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga. Dengarkan saja, bagaimana ia memberikan penilaian.” Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zun-Nun dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melapor, “Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar.”
Zun-Nun tersenyum simpul sambil berujar lirih, “Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobat muda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya “para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar” yang menilai demikian. Namun tidak bagi “pedagang emas”. Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya. Dan itu butuh proses wahai sobat mudaku. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas.”
Sabtu, 18 Desember 2010
DEAR FRIENDS STORIES AND THEIR OWN MOTIVATIONS OF LIFE
Kita tidak pernah benar-benar tahu bagaimana hidup akan berjalan di hari yang akan datang. Namun kita bisa mengusahakan bagaimana hari ini akan dikenang pada esok hari. Untuk itu kita butuh semangat, kita butuh motivasi. Sebagian dari kita sedang mencari motivasi itu, sebagian lagi telah menemukannya...
- YUNUS ARISMUNANDAR - KONTRAKTOR MUDA
Ia adalah sosok yang sangat misterius. Sepertinya perjalanan hidup telah mengajarinya untuk tidak banyak mengeluh. Namun begitu, ia tetap teguh menjalani hidup dan menjadi pribadi yang disegani dalam pergaulannya. Ia memiliki loyalitas yang tinggi untuk teman. Namun begitu, ia tetap misteri. Kesusahannya jarang ia ungkapkan. Terkadang saya belakangan baru menyadari bahwa kebersamaan dengannya terlalu hening hingga saya bertanya-tanya dalam hati bila mana ia berada dalam suatu masalah.
Ketika masih duduk di bangku sekolah, ia pernah tertarik dengan seorang gadis. Gadis itu sangat bersahaja, sangat sesuai dengan kepribadian Yunus yang santun. Suwairah. Hingga mereka telah cukup lama dekat, sesuatu yang akan disesali oleh Yunus, untuk waktu yang cukup lama, pun terjadi. Seorang gadis lain muncul di antara mereka. Ia adalah Fionna Zochra.
Hey, ini hanya kisah-kisah kita semasa sekolah, saya rasa tidak ada masalah menyebutkan nama-nama di sini.
Fionna hadir di hadapan Yunus dan di antara kami dengan sangat anggun. Entahlah, mungkin jika anda laki-laki normal yang tertarik dengan gadis cantik, berkulit putih bersih, dengan tinggi badan di atas rata-rata serta berpenampilan modis, anda bisa tertarik dengan Fionna. Setidak-tidaknya hal itulah yang terjadi dengan Yunus. Setelah Yunus memiliki hubungan yang serius dengan Fionna, perlahan Suwairah pun mulai dijauhinya. Awalnya Yunus berniat baik agar Suwaira tidak terlalu menaruh harapan padanya, dan tidak membuat perasaan gadis itu semakin kecewa. Namun, pada akhirnya Yunus mengakui kekhilafannya telah meningalkan seorang gadis yang sebenarnya lebih pantas ia cintai. Lalu apa yang terjadi dengan hubungan Yunus dan Fionna... Entahlah, saya tidak benar-benar tahu. Mungkin Fionna adalah sosok yang tidak gampang puas dengan yang dimilikinya, atau yang lebih rasional dan lebih mungkin terjadi bahwa hubungan mereka hanya sekadar cinta monyet yang akan berakhir pada saatnya. Entahlah, apa saja mungkin terjadi, terlebih lagi bagi gadis cantik semampai seperti Fionna Zochra. Mungkin saja.
Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa pada akhirnya hati Yunus kembali terpaut pada Suwairah, setidaknya sampai suatu saat Yunus pernah telah menceritakan kepada saya tentang penyesalannya dan jalan untuk menebus kesalahan yang pernah ia lakukan itu. Ia bercita-cita untuk melamar Suwairah. dan ia terdengar sungguh-sungguh dengan rencananya. Ia menganggap bahwa sosok seperti Suwairah ialah bak seorang dewi baginya. Dan meninggalkan gadis itu adalah kesalahan besar baginya. Hidup bersama Suwairah adalah cita-citanya dan motivasi dalam hidupnya.
- SAIFANNUR - STYLIST BERBAKAT
Saifannur ialah seseorang dengan kepribadian yang sangat tegar dan terbuka.Pada awalnya saya sering salah menilainya. Ia terlihat lemah, terlalu netral dan sepertinya ia gampang sakit.Namun anggapan itu sirna setelah saya tahu latar belakang hidupnya. Saya pernah, bahkan sering, berkunjung ke rumahnya, dan di sana terdapat kehangatan dan keceriaan sebuah keluarga. Namun begitu, saya tidak menemukan seorang ayah di sana.Oleh karena itu,secara pribadi saya menilai Saifannur memiliki kegigihan hidup tersendiri.
Dalam keseharian, ia sangat rapi.Itu bukan penilaian saya secara pribadi, tetapi hampir semua orang terutama siswa-siswa dan guru-guru di sekolah sangat menyadari dan mengagumi tingkat kerapian Saifannur. Kerapiannya terlihat mulai dari posisi pakaiannya yang tidak pernah berubah mulai pagi hingga siang hari, walau hari sedang sangat panas dan keringat bercucuran, ia tetap mampu mempertahankan kerapian itu. Setelan rambutnya pun selalu rapi, rambut lurusnya selalu tersisir dan sedikit berkilau. Dari segi penampilan, tentu saja ia dapat membuat para gadis terpesona. Ditambah lagi dengan gaya bicaranya yang santun dan hati-hati, ia bisa mendekati gadis mana saja yang ia mau. Tetapi tidak banyak gadis yang mampu membuatnya tertarik.
Saat kuliah, Saifannur bekerja paruh waktu untuk menutupi biaya kuliah dan biaya hidup sehari-hari. Namun tidak terlihat sedikit pun beban yang terlihat pada dirinya. Itulah yang membuat saya iri padanya. Ia terlihat selalu tegar tanpa beban.Seakan hidupnya mengalir seperti air yang tenang tanpa hambatan berarti.
Dan tentang asmara, Saifannur terlihat pernah terlalu serius. Walau pun sesekali kami pernah terlibat pembicaraan tentang asmara, pada akhirnya semua pembicaraan itu hanya terkesan basa-basi saja baginya. Pernah juga suatu hari ia bercerita tentang ketertarikannya dengan seorang gadis, namun karena usahanya untuk mendekati gadis itu sedikit lamban, ia kehilangan perhatian gadis itu. Dan lagi, semua ceritanya hanya menjadi bahan lelucon bagi didinya sendiri. Entahlah, mungkin juga ia sedang mengasihani diri sendiri, ataupun ia memang benar-benar tak peduli.
Dari keseluruhan pengamatan saya, Saifannur adalah pribadi yang tegar. Kebersamaan dengannya dan teman-teman yang lainnya yang penuh canda tawa selalu saya nantikan.
- MACHROEZAR ALIAS ARI - CALON PROFESOR
Ini dia sang calon profesor konyol yang sering membuat saya terbahak-bahak. Sebagian fakta dalam hidupnya sangat dramatis, sedangkan sebagian fakta lainnya sangat konyol. Ia tumbuh besar di Jambi. Orang tuanya pindah ke Jambi sejak ia kecil untuk kepentingan dinas. Ia kembali ke Aceh, tepatnya ke Desa Sawang, Aceh Utara, juga kerena kepentingan dinas orang tuannya dan ia melanjutkan sekolah menengah atasnya di Bireuen.
Secara fisik, Ari memiliki ukuran badan yang sangat "minim", hingga saya sering khawatir mengenai kesehatannya. Saya pernah beberapa kali bermain ke rumah kos tempat ia tinggal selama sekolah. Keadaannya sangat memprihatinkan. Menurut saya, tempat itu, dalam keadaan seperti itu tidak layak untuk dihuni. Ruang penuh debu berdinding papan sarang rayap, itulah sedikit gambaran tempat ia tinggal. Terus terang, dari segi fisik dan kesehatan, teman yang satu ini sungguh jauh tertinggal. Namun belakangan saya menyadari bahwa semua itu adalah suatu pengorbanan demi satu kesungguhan untuk meraih cita-citanya. Semua itu untuk masa depan.
Saya tidak terlalu mengenalnya di sekolah karena kami hanya beberapa kali berkumpul bersama. Dari yang terlihat, ia adalah seorang kutu buku yang punya sejuta rasa ingin tahu. Guru-guru dan para siswa pada awalnya tidak terlalu menyadari hal itu, mungkin karena ia tidak terlalu tertarik untuk menonjolkan diri, atau mungkin saja ia masih merasa asing di tanah kelahirannya sendiri sebagai akibat dari tumbuh besarnya tidak di sini, hingga ia lebih cenderung pasif dalam segi bergaul di sekolah.
Saat kuliah, kondisi Ari tidak jauh berbeda. Sering ia bercerita bahwa ia makan hanya sekali dalam sehari,"Biasa, mahasiswa harus hemat."katanya. Dari teman yang lain, saya mengetahui bahwa semua penghematan itu untuk "mendanai" segala rasa ingin tahunya. Ia membeli berbagai paket tutoril tentang ilmu komputerisasi, sehingga ia banyak menguasai ilmu-ilmu tentang komputer, sesuai dengan jurusan kuliah yang ia geluti.
Profesor Konyol
Pada awalnya saya tidak benar-benar tahu tentang cita-cita Ari. Semua yang saya tahu bahwa ia benar-benar gigih dalam menjalaninya. Hingga suatu hari kami pernah bekiriman pesan sms. Dan pada setiap sms yang saya terima selalu bertanda "Ca_prof" sebagai penutup pesan. Saya tidak bertanya langsung padanya tentang itu, tapi saya mencoba menafsirkan sendiri kepanjangan dari kata itu. Prof untuk profesor dan Ca untuk calon. Calon profesor, sungguh sebuah cita-cita yang tidak biasa. Belakangan baru kami membicarakan tentang cita-citanya itu. Dan obrolan tentang cita-citanya itu sungguh menarik. Tentu saja, kita tidak setiap hari menemukan seorang teman yang memiliki cita-cita menjadi seorang profesor.
"Jadi, Ari, apa itu Ca_prof di sms kau."tanya saya.
Secara fisik, Ari memiliki ukuran badan yang sangat "minim", hingga saya sering khawatir mengenai kesehatannya. Saya pernah beberapa kali bermain ke rumah kos tempat ia tinggal selama sekolah. Keadaannya sangat memprihatinkan. Menurut saya, tempat itu, dalam keadaan seperti itu tidak layak untuk dihuni. Ruang penuh debu berdinding papan sarang rayap, itulah sedikit gambaran tempat ia tinggal. Terus terang, dari segi fisik dan kesehatan, teman yang satu ini sungguh jauh tertinggal. Namun belakangan saya menyadari bahwa semua itu adalah suatu pengorbanan demi satu kesungguhan untuk meraih cita-citanya. Semua itu untuk masa depan.
Saya tidak terlalu mengenalnya di sekolah karena kami hanya beberapa kali berkumpul bersama. Dari yang terlihat, ia adalah seorang kutu buku yang punya sejuta rasa ingin tahu. Guru-guru dan para siswa pada awalnya tidak terlalu menyadari hal itu, mungkin karena ia tidak terlalu tertarik untuk menonjolkan diri, atau mungkin saja ia masih merasa asing di tanah kelahirannya sendiri sebagai akibat dari tumbuh besarnya tidak di sini, hingga ia lebih cenderung pasif dalam segi bergaul di sekolah.
Saat kuliah, kondisi Ari tidak jauh berbeda. Sering ia bercerita bahwa ia makan hanya sekali dalam sehari,"Biasa, mahasiswa harus hemat."katanya. Dari teman yang lain, saya mengetahui bahwa semua penghematan itu untuk "mendanai" segala rasa ingin tahunya. Ia membeli berbagai paket tutoril tentang ilmu komputerisasi, sehingga ia banyak menguasai ilmu-ilmu tentang komputer, sesuai dengan jurusan kuliah yang ia geluti.
Profesor Konyol
Pada awalnya saya tidak benar-benar tahu tentang cita-cita Ari. Semua yang saya tahu bahwa ia benar-benar gigih dalam menjalaninya. Hingga suatu hari kami pernah bekiriman pesan sms. Dan pada setiap sms yang saya terima selalu bertanda "Ca_prof" sebagai penutup pesan. Saya tidak bertanya langsung padanya tentang itu, tapi saya mencoba menafsirkan sendiri kepanjangan dari kata itu. Prof untuk profesor dan Ca untuk calon. Calon profesor, sungguh sebuah cita-cita yang tidak biasa. Belakangan baru kami membicarakan tentang cita-citanya itu. Dan obrolan tentang cita-citanya itu sungguh menarik. Tentu saja, kita tidak setiap hari menemukan seorang teman yang memiliki cita-cita menjadi seorang profesor.
"Jadi, Ari, apa itu Ca_prof di sms kau."tanya saya.
"Haaa..., jadi kau belum tahu yaa, gini-gini aku bakal jadi profesor nanti."
"Yayayaa..., hebat kali cita-cita kau, Ri. Gak pernah aku dapat teman punya cita-cita seperti itu. Tapi aku gak yakin kalau kau bisa jadi profesor. Hahahhahhh..."
"Kau lihat saja nanti, aku bakal bikin semua orang kagum pada diriku. Aku bakal jadi pembicaraan semua orang, mulai dari teman-teman di sekolah dulu yang mandangin aku sebelah mata, hingga guru-guru yang kurang respek sama aku dulu. Pokoknya, aku bakal jadi seseorang yang tidak pernah mereka duga dan mereka akansadar bahwa Machroezar itu sebenarnya lebih dari yang mereka tahu."
"Ah, gak logis kali kau ni! Belum ada aku dengar orang lain ingin jadi profesor dengan sebab yang kau bilang itu. Dari semua yang kudengar, kesimpulannya adalah bahwa kau ingin "balas dendam". Hahahah..."Kata saya mencoba menyadarkannya.
"Terserah kau saja, selain itu aku juga bakal bikin para gadis terkagum-kagum padaku. Suatu hari aku bakal mengendarai mobil mewah di depan mereka saat aku sudah bergelar profesor. Hehehehe..."Khayalnya.
"Kalau gitu udah terlanjur tua kau. Gak ada lagi gadis yang suka, paling nenek-nenek yang mau. Hahahahh..."Sekali lagi saya mencoba menyadarkan.
"Hey, kalau sudah mapan dan memiliki fasilitas hidup mewah, dalam usia sedikit tua pun kita laki-laki sangat mungkin mampu menjadi menarik bagi para gadis. Hehehehhhe..."Katanya lagi.
"Oke, oke, Ari! Cukup, cukup. Kalau lanjut lagi ngomongmu, aku bisa muntah. Hahahhh..."
"Yayayaa..., hebat kali cita-cita kau, Ri. Gak pernah aku dapat teman punya cita-cita seperti itu. Tapi aku gak yakin kalau kau bisa jadi profesor. Hahahhahhh..."
"Kau lihat saja nanti, aku bakal bikin semua orang kagum pada diriku. Aku bakal jadi pembicaraan semua orang, mulai dari teman-teman di sekolah dulu yang mandangin aku sebelah mata, hingga guru-guru yang kurang respek sama aku dulu. Pokoknya, aku bakal jadi seseorang yang tidak pernah mereka duga dan mereka akansadar bahwa Machroezar itu sebenarnya lebih dari yang mereka tahu."
"Ah, gak logis kali kau ni! Belum ada aku dengar orang lain ingin jadi profesor dengan sebab yang kau bilang itu. Dari semua yang kudengar, kesimpulannya adalah bahwa kau ingin "balas dendam". Hahahah..."Kata saya mencoba menyadarkannya.
"Terserah kau saja, selain itu aku juga bakal bikin para gadis terkagum-kagum padaku. Suatu hari aku bakal mengendarai mobil mewah di depan mereka saat aku sudah bergelar profesor. Hehehehe..."Khayalnya.
"Kalau gitu udah terlanjur tua kau. Gak ada lagi gadis yang suka, paling nenek-nenek yang mau. Hahahahh..."Sekali lagi saya mencoba menyadarkan.
"Hey, kalau sudah mapan dan memiliki fasilitas hidup mewah, dalam usia sedikit tua pun kita laki-laki sangat mungkin mampu menjadi menarik bagi para gadis. Hehehehhhe..."Katanya lagi.
"Oke, oke, Ari! Cukup, cukup. Kalau lanjut lagi ngomongmu, aku bisa muntah. Hahahhh..."
Rabu, 15 Desember 2010
THE MEMORIES AND THE TEARS
Saya kurang setuju dengan pepatah Inggris,"Time is money." Menurut saya, pepatah itu perlu tambahan satu kata lagi menjadi,"Time is more than money." Segala hal butuh waktu. Apakah waktu bisa dikatakan segalanya...
- Saat itu hujan semakin deras, namun perjalanan masih sangat jauh. Perjalanan lebih dari 200km itu telah sering saya lakukan sendirian dengan sepeda motor. Turunnya hujan pun sudah biasa terjadi. Tetapi ada sesuatu di hari itu yang tidaklah biasa terjadi pada perjalanan saya sebelumnya. Seiring berputarnya roda sepeda motor dan rintik-rintik hujan menyentuh bumi, sebuah memori pun seakan ikut berputar membawa saya ke masa lalu. Entahlah, mungkin karena saya sedang sendirian atau langit yang semakin hitam. Semua muncul begitu saja dalam pikiran dan saya rasakan dalam jiwa saat itu. Seseorang telah meninggal dunia beberapa hari yang lalu. Seseorang lagi telah meninggalkan saya di kehidupan dunia ini. Ini adalah kisah tantang seorang guru, seorang penunjuk jalan. Dan saya merasa belum memberi penghargaan apa-apa atas jasa Beliau pada saya. Saya menyesali itu. Saya menangis di sebagian perjalanan itu.
- Saat itu saya sangat buru-buru. Saya hampir terlambat ke tempat saya bekerja. Oleh karena itu saya bergerak mengendarai sepeda motor dengan sangat cepat dibandingkan semua pengendara kendaraan lain yang ada di sekitar saya. Sejujurnya, saya sendiri heran bagaimana saya bisa mengendarai sepeda motor secepat dan selincah itu dalam kondisi lalu lintas yang lumayan padat. Seakan sekejap dunia menjadi lambat di mata saya. Dan kondisi tersebut menyadarkan saya bahwa sebenarnya waktu berjalan sangatlah cepat. Akhirnya jiwa saya gelisah membayangkan akhir dari waktu yang tersisa untuk diri saya. Akhirnya saya menangis hingga sampai di tempat saya bekerja.
- Satu lagi perjalanan 200km lebih. Pada 60km pertama saya terus-menerus memikirkan seseorang. Seseorang, yang jika ada seseorang yang bisa saya panggil kakak seutuhnya, saya pasti akan memanggilnya. Ia sangat periang, penyabar, penuh kasih sayang dan kehangatan seorang kakak. Ia adalah Kak Ani. Belakangan saya menyadari dan menyesali bahwa setiap pertemuan dengannya, selalu ia berusaha menjalin keakraban dengan saya, sedang saya cenderung bersikap tak acuh terhadapnya. Baiklah, saya memang begitu, saya memang cuek, terlebih ketika ada seorang wanita yang mencubit pipi saya. Namun saat ini dan di masa yang akan datang, setiap pertemuan dengannya akan saya rindukan. Beberapa kilometer lagi saya akan sampai ke rumahnya. Saya berniat mampir dulu sebelum meneruskan perjalanan. Ketika sampai, di beranda rumah itu saya disambut oleh Pakwa dan Miwa. Lalu Miwa mengantarkan saya ke halaman belakang. Ada tanah luas tak terpakai di sana, di antara batu-batu dan pepohonan tak terawat, saya di tinggalkan oleh Miwa. Sambil tersedu beliau berkata,"Miwa tinggal dulu ya...". Saat itulah badan saya seluruhnya merasa lemah, terduduk dan menangis melihat Kakak di tempat peristirahatan terakhirnya.
Selasa, 14 Desember 2010
WHAT IS IT ABOUT...
Sejujurnya saya tak benar-benar tahu untuk apa saya membuat dan menulis di blog ini. Seakan-akan ada sesuatu mengilhami dan menginspirasi diri untuk mengabadikan cerita-cerita di pagi hari ini. Entahlah, saya tidak benar-benar yakin untuk serius secara rutin menulis di blog ini. Bagi saya, saat ini, saat saya sedang menulis kata-kata ini, halaman ini ialah halaman sekali pakai sebagai tempat mencurahkan sebagian sisi-sisi positif dari diri saya. Sampai saat ini saya belum berminat mempublikasikan blog ini, sambil sedikit menyindir diri sendiri,"Emang ada yang minat mau baca". But, I don't really think so...
Sebelumnya saya telah memiliki blog juga dan sudah lama saya tidak pernah saya perbaharui. Saya tidak yakin juga apakah suatu hari saya akan meninggalkan blog ini. Namun selama saya menikmati untuk duduk di sini dan masih mampu menghayal menjadi seorang penulis, pasti saya akan betah menjadi seorang blogger.
Akhirnya, segala tujuan mulai dari registrasi, pengeditan, pemutakhiran, penambahan entri dalam blog ini adalah semata-mata untuk mencurahkan hal-hal yang positif dari diri saya. Jika suatu saat ada yang membuka blog ini, harapan saya adalah anda menikmati tulisan saya dan bisa memperoleh sedikit inspirasi, walau hanya satu kata saja.
IF YOU THINK YOU CAN YOU DO
Pagi begitu cerah seakan menafikan hari-hari kemarin yang penuh dengan awan hitam. Dan aku masih tetap berdiri di sini menyaksikan dan merasakan semua kehangatan alam yang masih dapat kurasakan saat ini. Semua ini sangat berarti untuk membakar gairah hidupku dan memulai hari yang baru dengan semangat yang membara.
Kuteguk lagi satu tegukan terakhir dari secangkir capuccino hangat yang sebenarnya telah mendingin itu. Sebatang rokok di sisi cangkir bertuliskan DJI SAM SOE Super Premium dengan cengkeh berbalutkan kertas putih dan filter putih di salah satu ujungnya. DJI SAM SOE MAGNUM. Rokok tersebut ialah "uang" kembalian setelah membayar secangkir capuccino. Tak tahu kapan rokok tersebut akan kubakar. Setiap saat adalah waktu yang tepat untuk berhenti merokok.
Langganan:
Postingan (Atom)