I am too tired thinking about what's people thinking about me. It traps me to the corner that pressure me to stop thinking that way. Someday I should think as my own way, the way that show who I am...
Jumat, 20 April 2012
Kamis, 19 April 2012
Selasa, 17 April 2012
Sang Penghibur
Maghrib menjelang Isya, telepon genggamku berbunyi. Ada panggilan dari nama kontak "SaSa". Setelah kuangkat dan kuucapkan salam, ia pun menjawab salam dengan suara yang begitu lemah yang kemudian diiringi oleh keheningan sejenak. Dalam hening sesaat itu aku tahu apa yang sedang terjadi padanya. Sebagai kekasihnya, aku ingin merasakan apa yang ia rasa. Ia dalam kesakitan, sesuatu yang ia pilih untuk tidak berbagi.
"Sayaang..."
"Tuaann..."
"Kaleuh bue...?"
"Kaleuh, sayang..."
"Pajan pajoh bue?"
"Beunoe..."
"Padup pireng adek pajoh bue?"
"Saboh."
Pembicaraan ini tak seperti biasanya. Nada suaranya semakin lemah, aku merasa tak sanggup mencoba membuatnya terus berbicara. Lalu aku pun terdiam sejenak, pedih rasanya mengetahui seseorang yang kusayangi dalam kesakitan yang memungkinkan apa pun terjadi.
Aku mencoba mengajaknya bicara lagi, karena tak banyak yang bisa kulakukan untuknya dalam jarak yang sejauh ini. Kuberharap seperti beberapa hari yang lalu ketika ia masih dapat tertawa mendengarkan lelucon lelucon yang kubuat kala berbicara dengannya melalui telepon. Beberapa hari yang lalu ia mengaku senang mendengarkan diriku bersenda gurau, seakan baginya tiada problema yang membebaninya apabila berbicara denganku.
.....
Minggu, 15 April 2012
Sabtu, 14 April 2012
Selasa, 10 April 2012
The Way I Say I Am Sorry
Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam interaksi itu manusia mampu saling bertukar pemikiran. Namun dalam upaya interaksi itu, tidak urung terjadinya kesalahpahaman yang mampu menyebabkan perselisihan. Persilisihan terkadang berujung permusuhan, perkelahian, bahkan peperangan. Benar dan salah pun dilupakan dan tidak menjadi tolak ukur menemukan pemenang.
Sudah menjadi kewajaran bagi manusia berada dalam pertentangan di antara sesama sejak keturunan Adam yang pertama. Berbuat khilaf tak mampu kita hindari, lagipula perbedaan adalah keragaman warna yang menghiasi kehidupan. Permusuhan dan peperangan hanya akan meninggalkan penyesalan di kemudian hari. Selama nafas masih berhembus, tiada kata terlambat untuk merubah keadaan. Kesulitan yang pertama adalah ketika kita harus menundukkan ego diri sendiri mengakui kesalahan.
Sudah menjadi kewajaran bagi manusia berada dalam pertentangan di antara sesama sejak keturunan Adam yang pertama. Berbuat khilaf tak mampu kita hindari, lagipula perbedaan adalah keragaman warna yang menghiasi kehidupan. Permusuhan dan peperangan hanya akan meninggalkan penyesalan di kemudian hari. Selama nafas masih berhembus, tiada kata terlambat untuk merubah keadaan. Kesulitan yang pertama adalah ketika kita harus menundukkan ego diri sendiri mengakui kesalahan.
..........
Why is it so hard to say the words we so desperately want to hear?
Many times we turn the simple task of saying, “I’m sorry” into a chicken and egg game. Or worse, we use it to guilt others, or withhold it to hurt.
Do you find yourself actually taking the gift of an apology, whether given or received, as your opportunity to “win”? (If the word “but” is anywhere near the words “I’m sorry”, you aren’t apologizing, you’re trying to be right.)
Why? Because you are missing two fundamental components of the foundation you need to build for a heartfelt apology that can be felt by the other person and by you!
Part #1: Accepting Responsibility
If you’re like most people, your perception of the situation is clouded by the hurt you’re feeling when someone you love is upset with you. It also might be difficult for you to acknowledge and accept your reaction to any situation as being in your control.
Unfortunately, we live in a left-brain-logic controlled world, where the right side of the brain (passion, creativity, love) is locked up in a prison camp of right and wrong, only engaged when the left brain says, “hey we need to be upset here!”
When we “see” with our hearts, we get side-tracked, applying meaning to every action and inaction, weakening our ability to accept responsibility for the words we chose to use while under duress.
By seeing instead with our minds, we lose our vulnerability and gain a capacity to receive.
Try using statements such as, “I’m sorry my reaction hurt you. I was feeling unimportant to you. I chose the wrong words, which made the situation worse. I love you very much. I value you. And I’m deeply sorry my reaction pushed your buttons.”
Remember some people are hard to apologize to, as they take the opportunity to drive home how wrong you were and how right they were.
Your ability to hold your space and stay focused on the sincerity of your apology is determined only by the strength of your emotional fitness. However, just because you are ready to say “I’m sorry”, doesn’t mean the other person is ready to hear it.
A sincere apology does not need a response, nor wants one. It is about you apologizing for your contribution to the situation – that’s it!
Respond to any negative comments by staying true to YOU. Try these words …
“Again, I understand. I hear you when you say my actions or words hurt you, and I’m sorry for hurting you. I love you and only want to find a way to move past this. I understand you might not be ready to talk, so know how important this is to me to resolve, and please let me know when you feel better and can guide me to a better place with you. “
#2 The Art Of Letting Go
This does NOT just mean you have to forgive and forget. You must heal your hurt too. However, if you can accept and acknowledge your contribution to the situation, this will free you from residue from the conflict.
The easiest way to let go is to ask YOURSELF one question, “Which is more valuable? The idea of being right, or the relationship?”
Ideas are a dime a dozen and can change on a whim. You shouldn’t protect them with your “life” or at the expense of those you care about. The rules and meanings you put with your actions and words are not always the same ones used by those close to you.
Avoid seeing other people’s actions through your filter of right and wrong, and how you treat others. While your highest commitment to your partner could be a dedication to being on time, he or she may not actually put value on this. You can’t take offense to something that isn’t the intentional slight you perceive it to be.
Well, you can, but you’ll be miserable if you hold onto it!
5 Ways To Say I’m Sorry And Show Them That You Mean It
1. Hug. It’s hard to stay mad when you hug someone. Physical touch can bridge the widest of emotional distances.
2. Write or find a poem showing how you feel about the other person outside of this situation. Keep it simple, give the poem to the person you wronged, and say, “I’m sorry. I know that might not be good enough right now and I’ve struggled to find the right words beyond I’m sorry. I found this poem with better words than I could ever write to tell you how important you are to me. Please accept my apology when you feel better.”
3. Give the person a list of the top 5 reasons they are important to you. Add a note at the end explaining, “I told myself a long time ago to remember these 5 amazing things that make you special to me. I let you down and I let myself down when I forgot those today. Please forgive me. I can’t imagine missing even one moment because I chose to use the wrong words, did the wrong thing and hurt you.”
4. Create an online collage of 10 photos of amazing places you’ve been together or fun experiences you’ve shared. Add a message to the gift, such as, “Nothing is more important than the magical moments you’ve given my life. My 8-year old inner child forgot that today and I’m sorry.”
5. Make a donation to the other person’s favorite charity. Get a receipt of the donation, hand it to the other person and apologize by saying, “I’m sorry. I know better than anyone that actions speak louder than words, but that words hurt. I honor you, I value you and I want to better for us. I started today by putting you first and contributing to a cause near and dear to your heart. Because I know who you are, what you stand for and all I want to do is love and support you – I’m sorry I forgot this today. I hope you accept my apology and see this action as my attempt to move us back in the right direction.
Remember none of these apologies will work unless you get in a state of truly being sorry for your part in the situation.
Use the 2-step process I’ve shared and do something extraordinary to drive the point home. The beautiful thing about apologies – if they are sincere, you really only need two words “I’m sorry.”
But it’s always nice to do something extra. Take this as an opportunity to turn life’s lemons, and your humanity, into something transformational for the other person.
What unique apologies have you given or been moved by? I’d love for you to share them so others can start healing themselves and their relationships today.
Minggu, 08 April 2012
Me And Music
Musik telah menjadi sesuatu yang sangat membumi di dunia ini. Hampir semua orang memiliki kecenderungan suka mendengar musik. Walaupun jenis ragam musik yang disukai mungkin berbeda beda, sebagian orang tidak hanya menganggap musik sebagai hiburan semata, bahkan musik telah menjadi kebutuhan. Dan saya di sini pun telah menjadi bagian dari mereka yang senang mendengar musik.
Musik, selain sebagai media rileksasi dan media berekspresi, juga dapat menjadi media untuk menyampaikan pesan dan mempengaruhi atau hipnotisasi. Musik dapat membius pendengarnya untuk mengikuti alunan nada dan kata kata melalui irama dan liriknya. Kemampuan musik untuk menghipnotis pendengarnya, menurut saya hendaknya harus kita kaji dengan baik.
Mengapa? Karena tidak semua pengaruh yang diberikan oleh musik itu berdampak baik, ada juga yang memberi pengaruh yang tidak baik dan bersalahan dengan eksistensi manusia itu sebagai makhluk dengan cita seni yang dapat terus berkembang dan pemanfaatannya untuk alam sekitarnya. Pengaruh yang tidak baik itu dapat diumpamakan seperti sebuah senjata yang apabila dipergunakan untuk kebaikan maka baiklah pengaruhnya, begitu pula apabila dipergunakan untuk hal hal yang tidak baik, maka pengaruh yang dapat ditimbulkan tidak baik pula. Sehingga muncul satu slogan tentang musik,"Music is the weapon of future", musik adalah senjata masa depan.
Pernah saya menemukan informasi ekstrim tentang keberadaan pihak pihak yang menjadikan musik sebagai media propaganda negatif dan hipnotis yang ditujukan kepada kaula muda. Propaganda yang disampaikan di antaranya adalah kebebasan hidup tanpa batas atau dikenal dengan kata kata "Do What You Will". Mengetahui hal tersebut membuat diri saya syok, karena sebagian lagu yang saya dengarkan selama ini tanpa saya sadari ternyata mengandung propaganda propaganda semacam itu. Sejak saat itu pula saya mulai berhati hati mendengarkan musik dan saya juga mencoba menyampaikan informasi ini kepada orang lain.
Terlepas dari kenyataan itu semua, musik telah menjadi suatu kekayaan cita seni manusia. Dan sebagai insan yang memiliki nurani, kita hendaknya memanfaatkan anugerah musik untuk hal hal yang membaikkan.
Juank Black salutes to art of music.
Kamis, 05 April 2012
Goodness 'n Happiness: Kebaikan dan Kebahagiaan
Beberapa waktu terakhir ini aku mulai menyadari bahwa kegembiraan yang mewarnai hidup ini adalah bagian yang tak terpisahkan dari kebaikan. Sesuatu yang tak kusangka begitu saling berpaut satu dengan yang lainnya, sesuatu yang luput dari pembelajaranku. Selayaknya seseorang yang sikap dan perilakunya dipenuhi dengan kebaikan kebaikan itu mendapatkan peran kehidupan yang penuh keceriaan dan kegembiraan. Kehilangan nilai nilai kebaikan mampu menghilangkan keceriaan hidup bagi insan insan yang dasar dan tujuan penciptaannya adalah demi kebaikan. Begitu juga apabila ia telah kehilangan keceriaan hidup, perlu adanya evaluasi nilai nilai kebaikan diri yang mungkin ternodai. Karena manusia, sebagai makhluk ciptaan yang paling tinggi potensi baiknya juga memiliki potensi menjadi sebaliknya.
Minggu, 01 April 2012
Feel Lucky And Be Free
How To Get My Bravery Back
Aku Takut Disalahkan Dan Tak Mampu Lagi Merasa Beruntung.
Malam ini, memasuki dini hari, kucoba uraikan keadaan ini dan potensi potensi kebaikan takdir Tuhan atas pengkondisian ini, di mana setiap keadaan yang dihadapi seseorang, baik sedih maupun senang merupakan kehendak Tuhan yang kadarnya tiada lebih dan kurang dari yang telah ditentukan dan tiada melebihi kapasitas insan untuk menghadapi. Namun terkadang hilangnya perasaan beruntung atas situasi yang dihadapi membuat insan insan merasa kepayahan menghadapi ketentuan Tuhan. Jadi salah satu solusi untuk menghadapi semua problema yang ada adalah dengan mengembalikan perasaan beruntung, mengembalikan gairah dan semangat hidup.
Semangat hidupku terenggut oleh kekecewaan batin atas keadaan diri yang tiada memenuhi harapan harapan orang sekitar. Namun di sisi lain, alam sadarku mencoba menemukan cara untuk mengoyak hijab hitam keputus asaan dan menyadari bahwa meratapi keadaan tidak akan merubah apa apa. Hingga di sinilah aku, di satu titik mencoba mengusahakan perbaikan mental sekaligus meningkatkan kondisi fisik untuk tidak hanya mengembalikan semangat saja, namun juga agar dapat mengembangkan potensi potensi diri hingga ke batas batasnya.
Kutemukan potensi potensi kebaikan takdir Tuhan atas apa yang kualami ini, yaitu keadaan yang kuanggap sebagai perlakuan khusus dari takdir Tuhan ini mampu melatih jiwa untuk terus bertahan walau dalam keterpurukan batin. Aku berharap pada akhirnya semua ini menjadi jejak jejak yang membekas di jalanku mengarungi hidup. Dan semoga semua berakhir indah untukku, karena aku percaya takdir Tuhan selalu indah pada waktunya hanya bagi yang mau berserah diri.
Duhai jiwa jiwa yang seakan melelah, bersabarlah dalam cinta Ilahi yang damai. Yakinlah kekuatanNya tiada berhingga...
Duhai jiwa jiwa yang seakan melelah, bersabarlah dalam cinta Ilahi yang damai. Yakinlah kekuatanNya tiada berhingga...
Langganan:
Postingan (Atom)