Follower

Minggu, 18 Maret 2012

Aceh And Islam For Me

Aceh merupakan satu daerah di ujung barat Indonesia, wilayah pertama berlabuhnya dakwah Islam yang telah tersebar ke seluruh pelosok tanah air. Yaitu daerah di mana para pedagang arab dahulu memperluas Islam sekaligus menjalankan misi dagang. Sebagaimana para penghulu memeluk Islam di Negeri Saudi sebelum di utusnya Nabi SAW adalah bangsa bangsa yang telah tersesat dalam kepercayaan kepercayaan yang bertentangan dengan ajaran tauhid, begitu juga Bangsa Aceh sebelum datang dakwah Islam didominasi pemeluk agama Hindu. Namun setelah datangnya Islam, seakan Bangsa ini terlahir kembali sebagai Bangsa yang menjadikan Islam sebagai jalan hidup.
Untuk memahami arti Islam bagi Bangsa Aceh dahulu tidak cukup dengan mempelajari Islam sebagai salah satu agama secara etimologi, yaitu agama yang berfungsi sebagai ajaran untuk meredakan konflik kehidupan saja (a gama; tidak kacau; sanskerta). Namun lebih dari itu, seakan Islam telah diresapi mendarah daging di tubuh Bangsa Aceh, para mujahidin Aceh penghulu, pemeluk Islam terdahulu, mampu maju ke medan perang mempertahankan tanah Aceh dalam kegembiraan bertempur berkorban nyawa dengan mengharapkan syahid, sehingga Bangsa Aceh dicap sebagai bangsa yang suka berperang oleh bangsa lain. Bangsa Aceh pun sangat disegani oleh bangsa lain termasuk para penjajah yang mencoba mencuri kekayaan di tanah nanggroe. Jadi, sejak Islam meresap di tubuh Bangsa Aceh, tidak ada bangsa yang mampu bertahan dalam pertempuran melawan semangat jihad Bangsa Aceh penghulu Islam.
Islam sangat kental di bumi Seuramoe Mekkah yang tampak melalui berbagai adat yang telah diwariskan oleh leluhur. Ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa adat Aceh adalah Islam yang keseluruhan kebudayaan Aceh berasal dari ajaran Islam. Namun lumrah juga terjadi khilafiah antara sesama ulama Islam tentang berbagai adat yang tidak bersesuaian dengan islam, namun tidak menjadikannya sebagai akar konflik di bumi Aceh dahulu.




To be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar